Kalau ditanya ke seluruh orang tua yang masih waras di dunia
ini, “Apakah anda ingin punya anak yang cerdas?”, pasti jawaban mereka, “Ya,
kami ingin anak-anak yang cerdas.” Tapi kalau ditanya, “Apakah ibu-ibu dan
bapak-bapak mendukung pemberian ASI Eksklusif?”, jawabannya belum tentu
mendukung. Padahal antara ASI dan kecerdasan anak, sangat jelas korelasinya.
Kecerdasan seorang anak, dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Dan menurut para ahli, faktor genetik hanya
menyumbang 48% dalam membentuk IQ anak, dan sisanya adalah faktor lingkungan.
Dengan begitu, kita tidak perlu berkecil hati, khawatir, atau takut anak kita
akan mempunyai IQ yang rendah.
Janganlah terkungkung dengan faktor genetik yang tidak
menguntungkan. Mulai sekarang, optimislah bahwa dengan rencana yang baik,
anak-anak kita akan lebih baik dari kita sendiri.
Untuk mendapatkan anak cerdas gampang sekali. Cuma dengan
memberi makanan sehat, perawatan baik, dan lingkungan psikologis yang mendukung
sejak dalam kandung hingga usia lima tahun, besar kemungkinan harapan kita akan
tercapai.
Dan salah satu cara termudah untuk mendapatkan makanan
sehat, perawatan baik dan lingkungan psikologi yang mendukung, adalah dengan
memberikan ASI.
KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT
MENYUSUI
(Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi
Masyarakat-Depkes RI,2001Air Susu Ibu)
Keunggulan dan manfaat menyusui, dapat ditinjau dari
beberapa aspek, yaitu aspek gizi, imunologik, psikologi, kecerdasan,
neurologis, ekonomi dan penundaan kehamilan.
Aspek Gizi
Kolostrum
·
Merupakan ASI yang pertama kali keluar, setelah
bayi lahir.
·
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
·
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi
tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus
diberikan pada bayi.
·
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang
tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran
bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
·
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi
yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.
·
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi
yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI
memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei
dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu
sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey : Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Taurin, DHA dan AA
pada ASI
·
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang
terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan
bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid
(AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids)
yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak dan mata yang optimal. Jumlah
DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi
untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam
tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu
masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
·
Kekurangan DHA dan ARA berkorelasi dengan berat
badan rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta yang kecil.
Akibatnya perkembangan sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif di masa
selanjutnya pun turut terpengaruh. (Brithis Medical Journal, tahun 2001.)
Aspek Imunologik
·
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan
bebas kontaminasi.
·
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI
kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan
bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
·
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan
komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi di saluran pencernaan.
·
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap
bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak daripada susu sapi.
·
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama
lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated
Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue
(GALT) antibodi saluran pernafasan, dan
Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
·
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang
mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus.
Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
Aspek Psikologik
·
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu
mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan
produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan
produksi ASI.
·
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan
perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
·
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih
sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin
to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak
bayi masih dalam rahim.
Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih
tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan,
menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan
peralatannya.
Aspek Penundaan
Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang
secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
ASI EKSKLUSIF
Anak sapi minum susu sapi, kalo anak manusia, ya minum ASI!
Di saat sebagian masyarakat meremehkan manfaat ASI dan
mengagung-agungkan susu formula, ungkapan sindirin ini cocok sekali. Apalagi
dengan serangan iklan susu formula yang menggila, mungkin sekedar menggugah hati,
untuk kembali kepada ASI.
Setelah mengungkapkan keunggulan ASI dan menyusui, perlu
kiranya dibahas tentang bagaimana memberikan ASI yang optimal bagi anak.
ASI merupakan nutrisi terbaik dalam kualitas dan kuantitas
pada saat masa lompatan pertumbuhan otak yang terjadi dari 0 sampai 6 bulan.
Pemberian secara eksklusif (ASI saja) selama 6 bulan pertama didasarkan pada
bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan
bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi
tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa
anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit
dan membantu menjarangkan kelahiran.
Penelitian tentang ASI sudah dimulai sejak lama. Mulai dari
Douglas di tahun 1950, yang menemukan kenyataan bahwa anak yang memperoleh ASI,
mempunyai kemampuan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak minum
ASI. Dan penelitian oleh Lucas di tahun
1996 dan Riva di tahun 1998, menemukan bahwa nilai IQ anak yang mendapatkan ASI,
lebih tinggi beberapa poin dari pada yang tidak mendapat ASI. Richards dkk di
Inggris juga menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna
menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi.
Kemudian di tahun 1998, Horwood & Fergusson melakukan
penelitian terhadap 1000 anak usia 13 tahun di Selandia Baru. Mereka ingin
melihat riwayat pemberian ASI anak-anak ini terhadap beberapa parameter yang
ingin diketahui. Dari penelitian itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan
IQ terhadap lamanya pemberian ASI. Selain itu juga terjadi peningkatan pada hasil tes kecerdasan standar, peningkatan
rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah.
Jadi, mengapa kita tidak memberikan ASI pada anak kita?
Selain manfaat ASI itu sendiri, proses menyusuinya juga sangatlah
penting. Karena menyusui, tidak hanya sekedar memberi makan tapi juga mendidik
dan memberikan kebutuhan psikososial. Mengapa? Karena di saat itu terjadi stimulasi
pada anak dengan cara kontak mata, diajak bicara, dipeluk, dan dielus-elus oleh
sang ibu. Hal ini merupakan stimulasi untuk meningkatkan kecerdasan emosionalnya.
Seperti yang kita ketahui, saat ini ukuran kecerdasan tidak hanya IQ
(intelegensia), tapi juga EQ (kecerdasan emosional).
Wallahu 'alam.